Tugas
4 : Pertanyaan Diskusi Tanggal 30 April 2014, Rabu.
1. Apakah
ada perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial?
2. Mengapa
makna afektif lebih terasa secara lisan daripada tulisan?
3. Dimanakah
letak perbedaan makna dalam stilistika?
4. Jelaskan
perbedaan yang mendasar dari idiom penuh dan idiom sebagian !
5. Jelaskan
tentang idiom gramatikal dan peribahasa !
6. Jelaskan
perbedaan makna istilah dan makna kata !
7. Jelaskan
maksud yang sama antara idiom, ungkapan dan metafora !
8. Jelaskan
tentang makna leksikal dan makna denotatif !
9. Jelaskan
makna konotatif dapat berubah dari waktu ke waktu !
10. Jelaskan
tentang makna kolokatif !
Jawaban
1.
Perbedaan makna referensial dan makna
referensial yaitu:
Pada
dasarnya kata referensial memiliki bentuk dasar referen, yaitu sesuatu diluar
bahasa yang diacu oleh kata itu (Chaer, 2009:64). Referen dalam Kridalaksana
(2008:208) adalah unsur luar bahasa yang ditunjuk oleh unsur bahasa.
Makna
referensial merupakan makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan
dunia luar bahasa (obyek atau gagasan), dan yang dapat dijelaskan oleh analisis
komponen. (Kridalaksana, 2008:149)
Sebuah
makna dikatakan nonreferensial apabila kata-kata tersebut tidak mempunyai
referen.
2. Makna
afektif lebih terasa secara lisan karena makna afektif merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau
pembaca terhadap penggunaan kata atau kalimat. Karena makna afektif berhubungan
dengan reaksi pendengar atau pembaca dalam dimensi rasa, maka dengan sendirinya
makna afektif berhubungan pula dengan gaya bahasa. Makna afektif disebut juga makna emotif. Makna afektif berhubungan dengan perasaan
pribadi penyapa baik terhadap pesapa maupun obyek pembicaraan. Dalam makna afektif terlihat adanya reaksi yang berhubungan
dengan perasaan pendengar atau pembaca setelah mendengar atau membaca
sesuatu.Perasaan yang muncul dapat positif ataunegatif. Kata jujur, rendah
hati, dan bijaksana menimbulkan makna afektif yang positif,sedangkan korupsi dan kolusi menimbulkan makna afektif yang
negatif. Jadi, makna afektif lebih terasa secara lisan disebabkan karena makna
ini berhubungan langsung dengan reaksi pendengar atau pembaca dalam dimensi
rasa.
Contoh makna afektif misalnya:
Ø Seseorang yang sedang membaca sebuah berita di koran tentang pembunuhan
mutilasi seorang mahasiswa, contoh kalimatnya “ Rani seorang mahasiswa salah
satu perguruan tinggi di Jakarta menjadi korban kekejaman para preman
jalanan.Setelah tubuh Rani dimutilasi mayatnya dibuang ke sungai dan harta
bendanya dirampas.” Setelah pembaca itu membacanya ada rasa kasihan, dalam
benak pembaca akan timbul pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan rasa
kasihannya terhadapkorban dan rasa benci atas kekejaman pelaku mutilasi itu.
Ø Misalnya, makna kata anjing dalam kalimat berikut memiliki nilai emosi yang berbeda.
Anjing itu bulunya
hitam.(1)
Anjing kamu,
mampuslah!. (2)
Kata anjing pada
kalimat (1) menunjukkan sejenis hewan, tetapi pada kalimat (2) menunjukkan
orang yang dianggap rendah, Dengan kata lain, kata anjing memiliki makna yang
berkaitan dengan nilai rasa yaitu kata anjing berhubungan dengan penghinaan dan
disamakan martabatnya dengan anjing. Sebaliknya kalau ada orang berkata, “Rini
gadis yang rajin dan pandai menari”.
Pendengar akan mereaksi baik dengan mengatakan“Hebat sekali anak itu”. Kata rajin dan pandai mempunyai makna afektif
yang berhubungan dengan kata sifat yang positif.Makna afektif terkadang
bisa menimbulkan suatu rasa dalam benak para pendengar atau pembaca. Karena
makna afektif berhubungan dengan nilai rasa atauemosi pemakai bahasa, maka ada
sejumlah kata yang secara konseptual bermakna.
3.
Sebelum
mengetahui hal yang membedakna dalam stilistika, ada baiknya terlebih dahulu
diketahui apa makna dari stilistika. Stilistika dalam Kridalaksana (2008:227)
adalah ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam karya sastra; ilmu
interdisipliner antara linguistik dan kesusastraan. Contohnya kata rumah, pondok, istana, keraton, kediaman,
tempat tinggal, dan residensi. Kata
tersebut termasuk dalam makna konotatif, yaitu aspek makna sebuah atau
sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau fikiran yang timbul atau
ditimbulkan oleh pembicara. Dalam ilmu stilistika suatu makna akan dibedakan
berdasarkan ruang lingkup atau konteks penggunaan suatu kata tersebut.
4.
Perbedaan mendasar pada idiom penuh dan
idiom sebagian adalah unsur-unsur pembangun dalam suatu kata tersebut. Dapat
dilihat perbedaannya dari segi pengertian idiom penuh dan idiom sebagian itu
sendiri. Idiom penuh merupakan idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan
sudah merupakan satu kesatuan dengan satu makna kata. Sedangkan idiom sebagian
masih ada unsur yang memiliki makna leksikalnya sendiri. Contohnya, daftar hitam yang berarti daftar yang berisi nama-nama orang yang
dicurigai atau dianggap bersalah.
5.
Idiom gramatikal merupakan idiom yang
menunjukkan kaidah gramatikal didalamnya. Artinya, setiap satuan-satuan bahasa
baik berupa kata, frasa, maupun kalimat yang maknanya tidak dapat “diramalkan”
dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan
tersebut.
6.
Perbedaan makna istilah dan makna kata
yaitu :
Ø
Makna istilah adalah istilah
mempunyai makna yang pasti, yang jelas, yang tidak meragukan, meskipun tanpa
konteks kalimat. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa istilah itu bebas
konteks, sedangkan kata tidak bebas konteks. Hanya perlu diingat bahwa sebuah
istilah hanya digunakan pada bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.
Contoh:
- Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
Ø
Makna kata adalah setiap
kata atau leksem memiliki makna. Pada awalnya, makna memiliki sebuah kata
adalah makna leksikal, makna denotatif, atau makna konseptual. Namun, dalam
penggunaannya makna kata itu baru menjadi jelas kalau kata itu sudah berada di
dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya. Makna kata masih bersifat
umum, kasar, dan tidak jelas.
Contoh:
- Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan, tapi bisa juga hasil perbuatan menahan.
- Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan.
Contoh:
- Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan, tapi bisa juga hasil perbuatan menahan.
- Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan.
7.
Pada dasarnya istilah idiom, ungkapan,
dan metafora itu mencakup objek pembicaraan yang hampir sama. Idiom jika dilihat dari segi makna yaitu
“menyimpangnya” makna idiom ini dari makna leksikal dan makna gramatikal
unsur-unsur pembentuknya. Ungkapan
dilihat dari ekspresi kebahasaan , yaitu dalam usaha penutur untuk menyampaikan
fikiran, perasaan dan emosinya dalam bentuk-bentuk satuan bahasa tertentu yang
dianggap paling tepat dan paling kena. Sedangkan metafora dilihat dari segi
digunakannya sesuatu untuk memperbandingkan yang lain dari yang lain, umpamanya
matahari diperbandingkan sebagai raja siang, bulan diperbandingkan
sebagai dewi malam. Akan tetapi jika
dilihat dari segi ekspresi, maka ketiganya tergolong contoh ungkapan; dan jika dilihat dari
segi adanya perbandingan maka ketiganya
juga termasuk metafora.
8.
Makna leksikal merupakan makna
unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, dll; makna leksikal ini
dipunyai unsur-unsur bahasa lepas dari penggunaannya atau konteksnya.
Kridalaksana (2008: 149). Sedangkan
makna denotatif atau denotasi adalah makna kata atau kelompok kata yang
didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu diluar bahasa atau yang
didasarkan atas konvensi tertentu; sifatnya obyektif (Kridalaksana, 2008: 46).
9.
Makna konotasi atau makna konotatif
dapat berubah dari waktu ke waktu karena berfungsi untuk memperhalus kata yang
digunakan. Seiring perkembangan zaman setiap kata pasti mengalami perkembangan.
Misalnya kata bisu diganti dengan
kata tuna wicara. Kata pelayan (toko) diganti dengan kata pramuniaga.
10. Makna kolokatif merupakan makna yang mengandung
asosiasi-asosiasi yang diperoleh suatu kata, yang disebabkan oleh makna
kata-kata lain yang cenderung muncul di dalam lingkungannya. Dengan kata lain,
makna kolokatif juga merupakan makna yang berkenaan dengan makna dalam kaitannya
dengan makna kata lain yang mempunyai “tempat” yang sama dalam sebuah frase
(ko=sama, bersama; lokasi=tempat). Misalnya kita dapat mengatakan gadis itu cantik; bunga itu indah; dan pemuda itu tampan. Tetapi kita tidak
dapat mengatakan gadis itu tampan; bunga
itu molek; dan pemuda itu cantik.
Kita lihat walaupun indah, cantik tampan dan molek mempunyai “makna” yang sama,
tetapi masing-masing terikat dengan kata-kata tertentu dalam suatu frase.
Demikian juga dengan kata laju, deras,
kencang, cepat, dan lancar, yang
mempunyai makna yang sama tetapi pasti mempunyai kolokasi yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarnya di Butuhkan Gan