Pengertian
dan Tujuan Berbicara
a. Berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
b. Berbicara adalah suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
c. Berbicara adalah proses individu
berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat untuk menyatakan din sebagai anggota
masyarakat.
d. Berbicara adalah ekspresi kreatif
yang dapat memanifestasikan kepribadiannya yang tidak sekedar alat
mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama untuk menciptakan dan
memformulasikan ide baru.
e. Berbicara ada!ah tingkah laku yang
dipelajari di Iingkungan keluarga, tetangga, dan lingkungan lainnya disekitar
tempatnya hidup sebelum masuk sekolah.
Tujuan berbicara adalah untuk
menginformasikan, untuk melaporkan, sesuatu hal pada pendengar. Sesuatu
tersebut dapat berupa, menjelaskan sesuatu proses, menguraikan, menafsirkan,
atau menginterpretasikan sesuatu hal, memberi, menyebarkan, atau menanamkan
pengetahuan, menjelaskan kaitan, hubungan, relasi antara benda, hal, atau
peristiwa.
Unsur
Berbicara dan Prosedur Kegiatan Berbicara
Unsur Dasar Berbicara
Di dalam kegiatan berbicara terdapat
lima unsur yang terlibat yaitu:
a. Pembicara,
b. Isi pembicaraan,
c. Saluran,
d. Penyimak, dan
e. Tanggapan penyimak.
Prosedur Kegiatan Berbicara
a. Memilih pokok pembicaraan yang
menarik hati.
b. Membatasi pokok pembicaraan.
c. Mengumpulkan bahan-bahan.
d. Menyusun bahan (pendahuluan, isi,
kemampuan)
3. Konsep
Dasar Berbicara
Kemampuan berbicara siswa
bervariasi, mulai dari taraf baik atau lancar; sedang; gagap atau kurang.
Kenyataan tersebut sebaiknya dijadikan landasan berbicara di sekolah.
Pengajaran berbicara pun harus berlandaskan konsep dasar berbicara sebagai
sarana berkomunikasi.
Konsep dasar berbicara sebagai
sarana berkomunikasi mencakup sembilan hal, yakni:
a. berbicara dan menyimak adalah
suatu kegiatan resiprokal,
b. berbicara adalah proses individu
berkomunikasi,
c. berbicara adalah ekspresi
kreatif,
d. berbicara adalah tingkah laku,
e. berbicara adalah tingkah laku
yang dipelajari,
f. berbicara dipengaruhi kekayaan
pengalaman,
g. berbicara sarana memperluas
cakrawala,
h. kemampuan linguistik dan
lingkungan berkaitan erat,
i. berbicara adalah pancaran
kepribadian. (Logan dkk., 1972:104-105).
4.
Jenis-Jenis Berbicara
Bila diperhatikan mengenai bahasa
pengajaran akan kita dapatkan berbagai jenis berbicara. Antara lain : diskusi,
percakapan, pidato menjelaskan, pidato menghibur, ceramah, dan sebagainya.
Berdasarkan pengamatan minimal ada
lima landasan yang digunakan dalam mengklasifikasi berbicara. Kelima landasan
tersebut adalah :
a. situasi,
Aktivitas berbicara terjadi dalam
suasana, situasi, dan lingkungan tertentu. Situasi dan lingkungan itu dapat
bersifat formal atau resmi, mungkin pula bersifat informal atau tak resmi.
Dalam situasi formal pembicara dituntut berbicara secara formal, sebaliknya
dalam situasi tak formal, pembicara harus berbicara secara tak formal pula.
Kegiatan berbicara yang bersifat informal banyak dilakukan dalam kehidupan
manusia sehari-hari.
Jenis-jenis kegiatan berbicara
informal meliputi:
1) tukar pengalaman,
2) percakapan,
3) menyampaikan berita,
4) menyampaikan pengumuman,
5) bertelepon, dan
6) memberi petunjuk (Logan, dkk.,
1972 : 108).
Sedangkan kegiatan berbicara yang
bersifat formal meliputi :
1) ceramah,
2) perencanaan dan penilaian,
3) interview,
4) prosedur parlementer, dan
5) bercerita (Logan, dkk., 1972 :
116).
b. tujuan,
Akhir pembicaraan, pembicara
menginginkan respons dari pendengar. Pada umumnya tujuan orang berbicara adalah
untuk menghibur, menginformasi-kan, menstimulasikan, meyakinkan, atau menggerakkan
pendengarnya.
c. metode penyampaian,
Ada empat cara yang bisa digunakan
orang dalam menyampaikan pembicaraannya, antara lain:
1) penyampaian secara mendadak,
2) penyampaian berdasarkan catatan
kecil,
3) penyampaian berdasarkan hafalan,
dan
4) penyampaian berdasarkan naskah.
d. jumlah penyimak, dan
Komunikasi lisan melibatkan dua
pihak, pendengar dan pembicara. Jumlah peserta yang berfungsi sebagai penyimak
dalam komunikasi lisan dapat bervariasi misalnya satu orang, beberapa orang
(kelompok kecil), dan banyak orang (kelompok besar).
e. peristiwa khusus.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
sering menghadapi berbagai kegiatan. Sebagian dari kegiatan itu dikategorikan
sebagai peristiwa khusus, istimewa, atau spesifik. Contoh kegiatan khusus itu
adalah ulang tahun, perpisahan, perkenalan, pemberian hadiah. Berdasarkan
peristiwa khusus itu berbicara atau berpidato dapat digolongkan atas enam
jenis,
1) pidato presentasi,
2) pidato penyambutan,
3) pidato perpisahan,
4) pidato jamuan (makan malam),
5) pidato perkenalan, dan
6) pidato nominasi (mengunggulkan).
(Logan dkk., 1972 : 127).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarnya di Butuhkan Gan