Minggu, 23 Februari 2014

Pengertian Berbicara dan Tujuannya



Pengertian dan Tujuan Berbicara

a. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

b. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
c. Berbicara adalah proses individu berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat untuk menyatakan din sebagai anggota masyarakat.
d. Berbicara adalah ekspresi kreatif yang dapat memanifestasikan kepribadiannya yang tidak sekedar alat mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama untuk menciptakan dan memformulasikan ide baru.
e. Berbicara ada!ah tingkah laku yang dipelajari di Iingkungan keluarga, tetangga, dan lingkungan lainnya disekitar tempatnya hidup sebelum masuk sekolah.
Tujuan berbicara adalah untuk menginformasikan, untuk melaporkan, sesuatu hal pada pendengar. Sesuatu tersebut dapat berupa, menjelaskan sesuatu proses, menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal, memberi, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan, menjelaskan kaitan, hubungan, relasi antara benda, hal, atau peristiwa.

 Unsur Berbicara dan Prosedur Kegiatan Berbicara
Unsur Dasar Berbicara
Di dalam kegiatan berbicara terdapat lima unsur yang terlibat yaitu:
a. Pembicara,
b. Isi pembicaraan,
c. Saluran,
d. Penyimak, dan
e. Tanggapan penyimak.
Prosedur Kegiatan Berbicara
a. Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati.
b. Membatasi pokok pembicaraan.
c. Mengumpulkan bahan-bahan.
d. Menyusun bahan (pendahuluan, isi, kemampuan)

3. Konsep Dasar Berbicara
Kemampuan berbicara siswa bervariasi, mulai dari taraf baik atau lancar; sedang; gagap atau kurang. Kenyataan tersebut sebaiknya dijadikan landasan berbicara di sekolah. Pengajaran berbicara pun harus berlandaskan konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi.
Konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup sembilan hal, yakni:
a. berbicara dan menyimak adalah suatu kegiatan resiprokal,
b. berbicara adalah proses individu berkomunikasi,
c. berbicara adalah ekspresi kreatif,
d. berbicara adalah tingkah laku,
e. berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari,
f. berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman,
g. berbicara sarana memperluas cakrawala,
h. kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat,
i. berbicara adalah pancaran kepribadian. (Logan dkk., 1972:104-105).

4. Jenis-Jenis Berbicara
Bila diperhatikan mengenai bahasa pengajaran akan kita dapatkan berbagai jenis berbicara. Antara lain : diskusi, percakapan, pidato menjelaskan, pidato menghibur, ceramah, dan sebagainya.
Berdasarkan pengamatan minimal ada lima landasan yang digunakan dalam mengklasifikasi berbicara. Kelima landasan tersebut adalah :
a. situasi,
Aktivitas berbicara terjadi dalam suasana, situasi, dan lingkungan tertentu. Situasi dan lingkungan itu dapat bersifat formal atau resmi, mungkin pula bersifat informal atau tak resmi. Dalam situasi formal pembicara dituntut berbicara secara formal, sebaliknya dalam situasi tak formal, pembicara harus berbicara secara tak formal pula. Kegiatan berbicara yang bersifat informal banyak dilakukan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Jenis-jenis kegiatan berbicara informal meliputi:
1) tukar pengalaman,
2) percakapan,
3) menyampaikan berita,
4) menyampaikan pengumuman,
5) bertelepon, dan
6) memberi petunjuk (Logan, dkk., 1972 : 108).
Sedangkan kegiatan berbicara yang bersifat formal meliputi :
1) ceramah,
2) perencanaan dan penilaian,
3) interview,
4) prosedur parlementer, dan
5) bercerita (Logan, dkk., 1972 : 116).
b. tujuan,
Akhir pembicaraan, pembicara menginginkan respons dari pendengar. Pada umumnya tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginformasi-kan, menstimulasikan, meyakinkan, atau menggerakkan pendengarnya.
c. metode penyampaian,
Ada empat cara yang bisa digunakan orang dalam menyampaikan pembicaraannya, antara lain:
1) penyampaian secara mendadak,
2) penyampaian berdasarkan catatan kecil,
3) penyampaian berdasarkan hafalan, dan
4) penyampaian berdasarkan naskah.
d. jumlah penyimak, dan
Komunikasi lisan melibatkan dua pihak, pendengar dan pembicara. Jumlah peserta yang berfungsi sebagai penyimak dalam komunikasi lisan dapat bervariasi misalnya satu orang, beberapa orang (kelompok kecil), dan banyak orang (kelompok besar).
e. peristiwa khusus.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering menghadapi berbagai kegiatan. Sebagian dari kegiatan itu dikategorikan sebagai peristiwa khusus, istimewa, atau spesifik. Contoh kegiatan khusus itu adalah ulang tahun, perpisahan, perkenalan, pemberian hadiah. Berdasarkan peristiwa khusus itu berbicara atau berpidato dapat digolongkan atas enam jenis,
1) pidato presentasi,
2) pidato penyambutan,
3) pidato perpisahan,
4) pidato jamuan (makan malam),
5) pidato perkenalan, dan
6) pidato nominasi (mengunggulkan). (Logan dkk., 1972 : 127).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarnya di Butuhkan Gan