Sekarang
ini adalah era globalisasi, pada era ini kompetensi dibidang pemanfaatan
teknologi informasi adalah suatu kebutuhan. Suatu negara bisa maju bila mampu
memanfaatkan teknologi informasi tanpa harus memiliki sumber daya alam yang
melimpah, teritorial yang luas dan sumber daya manusia yang banyak seperti
kebutuhan yang diperlukan di era industrialisasi.
Negara
yang maju dengan TIK-nya adalah Singapura sedangkan contoh kongkret dari
bagaimana suatu informasi berpengaruh terhadap suatu negara adalah naik
turunnya harga mata uang. Jika kita memperhatikan suatu berita berkala dari TV
maupun koran yang membahas tentang valas, pasti dijelaskan mengapa suatu mata
uang (rupiah contohnya) bisa naik atau turun harganya. Alasan-alasanya
bermacam-macam,
misalnya: dari informasi hasil kebijakan yang diambil pemerintah,
informasi naik turunnya harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara
lainnya (misal US dolar terhadap Yen Jepang atau Euro) hingga informasi tingkah
para spekulan valas yang mengambil tindakan cari untung.
Dr.
Christopher (Dr. Christopher, Dr. James Linda dan Prof. Thomas Candervool
tanggal 15 Mei 2009 pada Seminar Nasional “The Role of Education in Global Era”
yang diselenggarakan oleh Program Pasca Sarjana, Universitas Muhammadiyah
Surakarta) menyampaikan bahwa pada era globalisasi adalah penting untuk
diajarkan tiga kompetesi dasar pada pendidikan tingkat dasar.
Tiga
kompetensi dasar tersebut meliputi :
1) membaca, menulis serta berhitung;
2) mencari informasi
3) mengolah informasi.
Sebagai seorang guru TIK
kita harus bisa menjelaskan perlunya kompetensi dibidang TIK di era globalisasi. Filosofi
pelajaran TIK bukanlah hanya sekedar untuk mempelajari hardware seperti (alat-alat
Input, Proses, Output; jaringan
dan koneksi internet) serta software seperti (mengetik, kalkulasi data,
membuat presentasi dan mengambar) saja namun yang utama adalah bagaimana kita
mengajarkan bahwa fungsi belajar TIK adalah agar siswa memiliki kemampuan
mencari dan mengolah informasi menggunakan alat-alat TIK sehingga dengam kompetensi tersebut kita mampu mengambil
keputusan atau tindakan yang lebih tepat dari apa akan kita lakukan.
Tidaklah
gampang menjelaskan bagaimana agar siswa mudah memahami bahwa jika kita
mampu mengolah informasi dengan baik kita bisa menentukan tindakan atau
keputusan yang lebih baik pula. Dengan contoh kejadian keseharian seperti kejadian langit
mendung kita bisa menerangkan apa perlunya kompetensi kemampuan dibidang
informasi seperti pada langkah-langkah berikut:
1)
Menjelaskan bahwa nenek
moyang kita memiliki budaya mengolah informasi, contohnya adalah budaya
primbon. Nenek moyang kita mendata sifat dan kebiasaan tingkah laku orang (niteni
atau menghapalkan ciri) kemudian dianalisa dengan cara mengelompokkan
persamaan-persamaan sifat yang menojol berdasarkan tanggal lahir. Setelah itu
dibuatkanlah hasil analisanya dalam bentuk primbon sebagai publikasi
penelitiannya.
2)
Menjelaskan bahwa
sebenarnya kita sudah terbiasa mengolah informasi, kemudian Guru
menyampaikan pertanyaan umpan balik kepada siswa: “Apa yang kalian
lakukan jika mengetahui bahwa waktu sudah sore hari dan langit kelihatan
mendung?”
Siswa
merespon: “Mengambil jemuran, Memasukkan ayam ke kandang, Nasi aking
-nya (nasi sisa yang dijemur) diturunkan, pasang
ember atau panci ditempat biasanya bocor, Menyiapkan sarung buat tidur.
Guru
menyampaikan pertanyaan lagi: “ Apa yang kita lakukan bila kemudian akan
pergi?”
Siswa
merespon: “Memakai jaket kulit, bawa payung, membawa jas hujan”.
Guru
menyimpulkan:
” Nah
itulah contoh keseharian bahwa sebenarnya kita telah terbiasa melakukan
pengolah informasi. Kita mendapatkan informasi bahwa akan hujan dari melihat
awan yang mendung, kemudian kita mengolah informasi tersebut dengan akal kita,
lalu kita mengambil beberapa keputusan atau tindakan yang terbaik seperti yang
telah kalian sebutkan tadi”.
“Coba
bayangkan apabila kita mendapatkan kejadian tiba-tiba hujan. Jemuran yang sudah
kering jadi basah lagi, harus dicuci lagi padahal cucian hari itu juga banyak,
ayamnya juga kehujanan, jadi sakit terus mati, padahal mau disembelih buat
acara ulang tahun, dan berbagai kekacuan lainnya”.
“Belum lagi
misalnya mau malam minggu mau menjemput pacar untuk nonton film. Pas ditengah
jalan, sudah rapi, wangi, yang biasanya tidak mandi dipaksa-paksa mandi, pakai
baju terbaru, terus kehujanan pakai tambah deras lagi, tidak bawa jas hujan! pacar
miscall-miscall terus, akhirnya dapat kiriman sms dari pacar: kita putus …”
“Demikianlah
contoh pada kehidupan sehari tentang kebiasaan kita dalam mencari informasi
untuk diolah sehingga kita mampu membuat suatu keputusan atau mengambil
tindakan yang lebih baik”.
“Fungsi TIK
adalah untuk membantu dalam rangka mengolah informasi untuk mendukung atau
mengoptimalkan pengambilan keputusan atau tindakan pada suatu permasalahan
secara efektif dan efesien”.
“Jika kita hanya
mendapatkan informasi sekedar awan yang mendung saja kita tidak dapat mengambil
keputusan atau tindakan yang tepat seperti misalnya jam berapa kita bisa
berangkat keluar rumah setelah hujan reda, apakah kita perlu mengepak
barang-barang penting karena mungkin terjadi banjir, dan sebagainya? hal ini
karena informasinya kurang akurat karena kita tidak tahu seberapa lama
hujannya, seberapa derasnya, dan sebagainya. Dengan data yang lebih lengkap dan
diolah dengan bantuan TIK maka hasil informasinya akan lebih detail lagi dan
tindakan yang diambilpun bisa lebih tepat sasaran.
Namun
demikian kita sebagai manusia hanya bisa mempredeksi saja, sedangkan yang akan
terjadi semuanya tergantung dari kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa”.
Perkembangan
terkini dari dunia pendidikan adalah dibukanya mata pelajaran teknologi informasi
dan komunikasi di seluruh jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA. Ini bermakna
kesempatan yang luas bagi lulusan yang memiliki kemampuan TIK untuk mengabdi
dalam dunia pendidikan. Kesempatan ini bukan bermakna hanya menjadi guru semata
tetapi dalam pengembangan software dan hardware untuk keperluan pendidikan
tersebut juga diperlukan.
Paradigma sistem pendidikan
yang semula berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap muka, maka dengan
sentuhan dunia teknologi informasi khususnya dunia cyber (maya) beralih menjadi
sistem pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sistem pendidikan
yang berbasis dunia cyber yang dimaksudkan dalam hal ini disebut dengan istilah e-learning.
Konsep Teknologi
Informasi dalam pendidikan sangat
banyak digunakan serta dimanfaatkan sebagai mana mestinya oleh para
penggunanya. Media pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ini memiliki fungsi untuk
mempermudah, membantu dan memperjelas proses belajar mengajar, penggunaan media
berbasis teknologi informasi itupun harus mengacu pada fungsi tersebut.
Ilmu
dan teknologi terutama teknologi informasi berkembang sangat pesat. Pesatnya
perkembangan teknologi ini berdampak pada perbagai perubahan sosial budaya.
Misalnya e-commerce merupakan perubahan radikal dalam aspek ekonomi
masyarakat modern saat ini. Di sektor pemerintahan ada e-government.
Demikian pula di sektor pembelajaran sudah berkembang apa
yang disebut e-learning.
Pemanfaatan teknologi internet
untuk pembelajaran dipelopori oleh sekolah militer di Amerika
Serikat (1983).
Pemanafaatan
internet untuk pembelajaran tidak hanya untuk pembelajaran jarak jauh, akan
tetapi juga dikembangkan dalam sistem pembelajaran konvensional. Kini sudah
banyak lembaga pembelajaran terutama perguruan tinggi yang sudah mulai merintis
dan mengembangkan model pembelajaran berbasis internet dalam mendukung sistem
pembelajaran konvensional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarnya di Butuhkan Gan